Sabtu, 09 Mei 2015

KINTAMANI



Kintamani
Kintamani merupakan salah satu objek wisata pertama yang di bangun pemerintah daerah Bali. Kintamani terdiri dari dua kata, yaitu “Kinta” yang berarti cinta dan “Mani” yang berarti menabur. Kintamani menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa, yaitu Gunung Batur dan Danau Batur. Dulunya, objrk wisata Kintamani sempat ditutup dan dicoret dari daftar kunjungan travel agent di Bali, hal itu dikarenakan penduduk lokal Kintamani yang tidak mendukung kepariwisataan, salah satu contohnya, pedagang lokal yang suka memaksa wisatawan untuk membeli barang dagangannnya dan pengendali boat-nya sengaja berpura-pura mematikan boat-nya ditengah-tengah agar wisatawan mengganti dengan boat yang lain dan wisatawan membayar lagi. Namun, pada tahun 2013 Kintamani dibuka kembali karena penduduk lokal yang memohon kepada travel agent agar objek tersebut dibuka dan dipromosikan kembali.


Penelokan adalah tempat terfavorit di Kintamani. Di Penelokan banyak terdapat resort dan restoran yang menyuguhkan pemandangan indah Gunung Batur dan Danau Batur yang begitu cantik. gunung Batur dan Danau Batur merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Bali.Walaupun gunung tersebut tergolong kecil, akan tetapi Gunung Batur pernah beberapa kali meletus sampai letusan besar terjadi pada tahun 1917, namun akibat dari letusan tersebut tercipta kaldera yang sangat indah, yang disebut-sebut sebagai salah satu kaldera terindah di dunia. Selain itu, di Penelokan juga, wisatawan dapat melihat Danau Batur yang berbentuk bulan sabit dan merupakan danau terbesar di Bali serta menjadi sumber penghidupan rakyat Bali.
Anjing Kintamani
Suhu di Kintamani sendiri relatif sejuk dengan suhu rata-rata
22°C dengan ketinggian 1500m. Yang terkenal dari Kintamani adalah anjing khasnya, yang merupakan perkawinan antara anjing dari China, yaitu Chi Hua Hua dengan anjing kampung asli Kintamani.

Pengalaman PLP ke Bali

Pada tanggal 13 April-17 April 2015, saya sebagai mahasiswa semester 6 mengikuti kegiatan PLP ke Bali. Ini merupakan pengalaman pertama saya mengunjungi Bali, karena terus terang saja saya belum pernah mengunjunginya. Kegiatan ini di fasilitasi dengan menggunakan bus pariwisata. Pada hari senin tanggal 13 April, kita harus berkumpul di kampus pada pukul 07.00 pagi dan berangkat meninggalkan kampus pada pukul 07.30 menuju Bali melalui jalur utara. Keesokan harinya, pada hari selasa tiba di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi untuk menyeberangi selat Bali dengan menggunakan KM Ferry. Ini juga merupakan pengalaman pertama saya dengan disuguhkan pemandangan yang indah.


Sekitar pukul 16.30 WITA, saya dan rombongan akhirnya sampai di Pelabuhan Gilimanuk dan sampai di Goodway Hotel & Resort yang berlokasi di Nusa Dua Bali untuk beristirahat mempersiapkan diri untuk melakukan tour mengunjungi beberapa objek wisata Bali. Hari rabu, sesuai jadwal kita sarapan terlebih dahulu dan mengikuti seminar pariwisata di Roof Garden hotel dengan pembicara Diparda Bali, BTDC, dan Alumni STBA yang menambah wawasan kita tentang pariwisata di Bali. 
Bajra Sandhi
Selanjutnya, mengunjungi Monumen Perjuangan Bali atau dikenal dengan Bajra Sandhi yang berlokasi di Renon, Denpasar. Selama tour di Bali, bus kita di pandu oleh Beli Oka, beliau banyak memberikan informasi tentang objek-objek wisata dan bagaimana pariwisata di Bali. Dalam kegiatan PLP ini, selain mengunjungi objek wisata semua mahasiswa mendapat kesempatan untuk memandu wisata tentang objek wisata yang telah dikunjungi secara bergiliran. Saya mendapat kesempatan untuk memandu wisata Bajra Sandhi, jujur saja saya merasa gugup karena harus berbicara dihadapan orang banyak dan para dosen pembimbing dalam bahasa yang saya pelajari tanpa teks. Namun, semua itu berhasil saya jalani walau harus bersusah payah mengendalikan perasaan saya. Selanjutnya, kita mengunjungi Krishna Sunset Road, salah satu swalayan yang menjual oleh-oleh khas Bali dan keindahan Pantai Kuta
Pantai Kuta
saat menjelang terbenamnya matahari dengan segala fasilitas yang berada di tepi pantai Kuta. Tentunya, disela-sela perjalan kita disempatkan untuk makan dan beristirahat. Sungguh pengalaman yang luar biasa di hari pertama saya di Bali..!!!




Pada hari Kamis, kunjungan kita lanjutkan dengan mengunjungi Pasar Seni Sukawati yang merupakan pasar yang menjual oleh-oleh khas Bali dengan harga yang jauh lebih murah dan tentunya kita bisa melakukan tawar-menawar harga yang sesuai dengan saku kita. Lalu kita menuju Tirta Empul, dimana disana terdapat mata air yang sangat jernih dan pancuran yang
Tirta Empul
dianggap suci oleh umat Hindu, terdapat pura-pura umat Hindu untuk beribadah yang terlihat sangat rapi, bersih dan teratur. Selain itu, hal yang paling membuat saya takjub adalah, ternyata Tirta Empul satu lokasi dengan Istana Tampak Siring yang merupakan tempat peristirahatan Presiden Republik Indonesia, keluarga Presiden dan tamu-tamu penting kenegaraan saat berkunjung ke Bali. Namun, pengunjung tidak diperkenankan untuk masuk kedalam dan pintu gerbangnya pun terkunci. Selanjutnya, menuju kawasan Kintamani untuk makan siang dan diikuti dengan mengunjungi Pura Agung Besakih. Sayangnya, di tengah-tengah perjalanan kunjungan menuju Pura Agung Besakih dibatalkan karena sedang berlangsung upacara suci di pura tersebut. Kunjungan dialihkan menuju Pura Kehen yang berlokasi di Bangli. Kekecewaan cukup terobati dengan
Pura Kehen
indahnya Pura Kehen dan pemandangannya. Tiba untuk makan malam, kita menuju salah satu rumah makan di Jimbaran, dimana kita dihidangkan sajian makanan laut segar dan lezat di tepian pantai dengan debur ombak yang menderu. Tak terasa, waktunya menuju hotel untuk beristirahat. Pengalaman hari ini, tak kalah menakjubkan !!!!





Tak terasa hari Jumat merupakan hari terakhir saya di Bali, tour pun dilanjutkan menuju Batu Bulan untuk melihat atraksi Tari Barong dan Keris dengan melewati kawasan BTDC. Sesampainya di Batu Bulan (Jambe Budaya),
Danau Beratan
ternyata disana banyak juga wisatawan mancanegara yang ingin melihat keindahan dan keunikan atraksi Tari Barong & Keris yang berlangsung kurang lebih selama 2 jam kaya akan seni budaya. Tarian pun berakhir dan menuju Danau Beratan di Bedugul sambil makan siang. Akhirnya tiba waktunya mengunjungi tempat yang sangat ingin saya kunjungi, yaitu Tanah Lot. Beruntungnya, kita bisa melihat keindahan Tanah Lot saat menjelang matahari terbenam. Ombak yang menderu dengan gelombang yang indah, dipadukan terbenamnya matahari yang mengubah
Tanah Lot
indahnya langit biru menjadi jingga merupakan pemandangan tiada tara. Tak heran, jika Bali dikenal dengan sebutan Pulau Dewata karena keindahan alamnya bagaikan surga. Kemudian, kita kembali menuju Batu Bulan (Jambe Budaya) untuk melihat Tari Kecak sambil menyantap hidangan makan malam dan ditutup dengan Farewell Party, dimana tiap regu mahasiswa mempersembahkan penampilannya, ada yang bernyanyi, berjoget, bahkan drama monolog. Tak lupa, salah satu dosen kita unjuk kebolehannya dalam menyanyikan dua buah lagu. Malam makin larut, acara pun selesai dan rombongan menuju hotel untuk beristirahat.


Sedih Rasanya, keindahan Bali masih terngiang-ngiang di benak saya. Namun, sabtu pagi saya dan rombongan harus meninggalkan hotel menuju Bandung dan mengakhiri kunjungan kita di Bali. Ditengah perjalanan menuju Bandung, kita sempat singgah mengunjungi Candi Borobudur dan menikmati keramaian Malioboro. Perjalanan di bus sungguh melelahkan, namun terhibur dengan apa yang kita dapatkan selama di Bali, dan terasa akhirnya kita sampai di Bandung kembali dengan selamat. Ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan saya berharap suatu hari nanti bisa mendapat kesempatan mengunjungi Bali kembali bersama keluarga.